Apa itu Pendekatan Kardinal dan Ordinal? Pengusaha Wajib Tahu!

Bagikan Artikel
PENAWARAN TERBATAS
Coba Gratis 30 Hari
Untuk produk apapun, i.e., Bleudine, Bleustay atau Bleudash.
Table of Contents

Pendekatan kardinal dan ordinal merupakan salah satu teori yang diciptakan untuk menilai bagaimana perilaku konsumen dalam menikmati sebuah produk. Hal ini tentunya memiliki kaitan yang erat dengan tingkat kepuasan.

Seperti yang diketahui, dalam membeli sebuah barang biasanya seseorang memiliki tolak ukur dan pertimbangannya masing-masing. Ada yang melihat dari segi harga dan juga yang mementingkan aspek fungsionalnya.

Sehingga hal tersebut tentunya akan mempengaruhi aspek kepuasan yang berbeda dari setiap orang. Oleh karena itu, dengan adanya pendekatan ini, para pengusaha bisa lebih mengetahui kira-kira cara mana yang paling tepat agar customer-nya dapat memperoleh kepuasan yang maksimal.

Apa itu Pendekatan Kardinal dan Ordinal?

Peningkatan kepuasan pelanggan tentunya menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh semua pelaku bisnis. Pasalnya semakin puas seseorang maka keinginannya untuk kembali ke toko jadi semakin besar.

Nah, untuk mengetahui hal tersebut tentunya kamu harus memahami terlebih dahulu bagaimana perilaku para konsumen lewat pendekatan kardinal dan ordinal. Dengan cara ini kamu bisa mengatur bagaimana strategi yang tepat untuk memenuhi kepuasan para konsumen. Simak ulasannya di bawah ini.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konsinyasi, Pemula Wajib Tahu!

Pendekatan Kardinal

Teori perilaku konsumen ini pertama kali dicetuskan oleh tiga ahli ekonomi yaitu Hermann Heinrich Gossen, Leon Walras dan William Stanley. Mereka berpendapat bahwa tinggi rendahnya nilai barang tergantung dari nilai guna yang dirasakan oleh penggunanya.

Secara tidak langsung pendekatan kardinal ini juga beranggapan bahwa tingkat kepuasan seorang konsumen bisa diukur dengan uang, jumlah ataupun unit. Sehingga semakin berguna suatu barang maka akan semakin diminati oleh banyak orang.

Hal tersebut tentunya menjelaskan bahwa pendekatan kardinal dan ordinal memiliki perbedaan yang sangat signifikan dimana kardinal menganggap bahwa kepuasan bisa diukur sedangkan ordinal tidak.

Sehingga untuk mengukur tingkat kepuasan dari para pelanggannya, teori cardinal approach membagi kekuasaannya menjadi dua yaitu total dan marginal utility. Berikut penjelasan dari kedua hal tersebut.

  • Total Utility adalah jumlah kepuasan total yang dirasakan oleh konsumen saat mereka menggunakan sebuah produk atau jasa, misalnya penjualan anggur di toko buah berkah meningkat dari 20 kg menjadi 40 kg di minggu kedua.
  • Marginal Utility merupakan kepuasan yang diperoleh oleh para pembeli ketika mereka memiliki lebih dari satu unit barang. Contoh: seseorang memesan tiga mangkuk bakso untuk dimakan. Pada porsi pertama dia pasti akan merasakan kenikmatan dan rasa kenyang, porsi kedua antusias tersebut menurun dan pada mangkok terakhir dia pasti sudah terlalu kenyang dan tidak sanggup menghabisinya.

Ciri-Ciri Pendekatan Kardinal

Untuk mengukur kepuasan pelanggan, pendekatan kardinal memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa dijadikan acuan. Perilaku ini digunakan untuk menilai perilaku konsumen lewat beberapa asumsi sebagai berikut:

  1. Kepuasan dapat diukur dengan satuan unit atau angka
  2. konsumen memiliki kekonsistenan dalam preferensi suatu barang
  3. Menggunakan prinsip more is better. disini pembeli akan menginginkan barang dengan jumlah yang lebih banyak
  4. Barang yang dikonsumsi adalah kebutuhan normal dengan periode konsumsi yang berdekatan
  5. Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan yang maksimal
  6. Menganut hukum Gossen dimana semakin banyak suatu barang dikonsumsi maka setiap pertambahannya akan mengurangi tingkat kepuasan.
  7. Konsumen bersifat rasional dan selalu ingin memaksimalkan kepuasan dengan anggaran yang dimilikinya
  8. Pembeli memilih sebuah barang sesuai dengan kebutuhannya
  9. Pemilihan barang pasti harus sesuai dengan kemampuan dan memberikan kegunaan maksimal.

Fungsi Pendekatan Kardinal

Setelah mengetahui ciri-ciri dan pengertiannya, tentu saja pendekatan ini bisa digunakan oleh para pelaku usaha untuk mengetahui perilaku para konsumennya. Terdapat tiga fungsi penting dari cardinal approach ini yaitu:

  • Memberikan informasi tentang perilaku konsumen yang sudah menggunakan suatu produk
  • Pendekatan kardinal juga bisa menjadi alat untuk menilai tingkat kepuasan pelanggan
  • Menjadi alat ukur untuk menghitung nilai guna dari konsumsi produk yang dijual

Baca Juga: Contoh Perencanaan Usaha Makanan dan Langkah Membuatnya

Pendekatan Ordinal

Pendekatan ordinal adalah ilmu yang dikembangkan oleh banyak ahli ekonomi, beberapa diantaranya adalah John R. Hicks, Vilfredo Pareto, dan Ysidro Edgeworth. Mereka menganggap bahwa kepuasan itu tidak dapat diukur secara angka tetapi bisa dibandingkan.

Sehingga tingkat kepuasan disini lebih menjurus ke perbandingan dari pengalaman para pembelinya. Kemungkinan seorang konsumen merasa puas dengan barang yang dibelinya karena produk tersebut lebih unggul dibanding yang lainnya.

Sehingga bisa dikatakan bahwa sebuah kepuasan bisa terbentuk dari kebiasaan yang sudah lama dilakukan. Dengan begitu, para customer bisa merasakan kepuasan lewat kualitas produk tersebut apakah mengalami peningkatan atau penurunan.

Asumsi Pendekatan Ordinal

Pendekatan kardinal dan ordinal memang memiliki perspektif yang sangat berbeda, sehingga untuk memahami ordinal approach kamu harus mengetahui beberapa asumsi yang bisa mempengaruhi kepuasan pelanggan. Berikut informasinya:

1. Utility is Ordinal

Sesuai dengan pendapat para ahli, bahwa kepuasan itu tidak bisa diukur tetapi bisa dibandingkan atau memiliki sifat bertingkat. Sehingga sebuah kepuasan baru muncul jika seorang konsumen memiliki pembanding atau sudah sering membeli atau menggunakan produk/ jasa tersebut.

2. Non Satiation

Asumsi yang satu ini memiliki pendapat bahwa seorang konsumen lebih menyukai barang dalam jumlah banyak daripada sedikit. Hal tersebut sering disebut sebagai non satiation atau bisa diartikan sebagai “tidak kenyang”.

Sehingga para pembeli disini memiliki sifat yang tidak pernah puas dan selalu ingin mengkonsumsi suatu barang. Biasanya hal ini bisa berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari yang selalu dibutuhkan,

3. Transparansi dan Konsistensi dalam Memilih Produk

Pada asumsi ini konsumen biasanya memiliki konsistensi yang tinggi dalam membuat sebuah pilihan dari berbagai pilihan barang. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh selera dan juga preferensi masing-masing pribadi.

Sebagai contoh, jika seseorang lebih menyukai sebuah produk A dibanding B, maka konsumen tersebut juga akan memprioritaskan produk B daripada C. Sehingga dari sini bisa dilihat bahwa kepuasan bisa diperoleh jika suatu barang dapat memenuhi preferensi 

Baca Juga: 10 Jenis Usaha yang Tidak Pernah Sepi, Bisa Profit Jutaan!

4. Indifference Curve

Dalam pendekatan ordinal, asumsi kurva indifference menjadi tolak ukur yang digunakan untuk membuktikan bahwa tingkat kepuasan tidak dipengaruhi dari jenis produk atau barang yang dibeli.

Tetapi biasanya jumlah barang yang dibeli bisa mempengaruhi kuantitas pembelian produk yang lainnya. Misalnya, jika kamu ingin membeli sepatu maka kebutuhan makanan kamu harus dikurangi agar bisa membeli sepatu yang diinginkan.

Uniknya, meskipun pada asumsi ini terjadi perubahan antara sepatu dan makanan, tetapi tingkat kepuasan yang dihasilkan sebenarnya tetap sama. Secara tidak langsung orang tersebut masih merasa puas karena bisa membeli sepatu, tetapi secara sadar ia juga merelakan kebutuhan lainnya untuk dikurangi.

itu dia perbedaan antara pendekatan kardinal dan ordinal yang perlu diketahui oleh para pengusaha. Dengan penjelasan tersebut, kamu bisa lebih paham bagaimana menempatkan posisi produk untuk meningkatkan kepuasan para customer.

Peningkatan pelayanan unit usaha juga bisa menjadi suatu cara yang ampuh untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu Rideum.io hadir untuk meningkatkan kualitas layanan usaha baik retail ataupun perhotelan.

Disini kamu bisa menikmati berbagai macam produk menarik seperti sistem manajemen properti hingga sistem POS (Point of Sales) dengan harga terjangkau. Jadi tunggu apa lagi? Kunjungi situsnya sekarang juga!

Limited offer

Coba Gratis 30 Hari

Untuk produk apapun, i.e., Bleudine, Bleustay atau Bleudash.

Artikel lain